Pedoman Wanita Muslimah

Kajian Islam :
Pedoman Wanita Muslimah
oleh : Marfat Binti Kamil bin Abdullah Usrah

Apa yang harus dilakukan oleh seorang muslim laki-laki dan perempuan disaat mendengar suara azhan:

Yaitu memperhatikan dan menirukan (menjawab) apa yang disuarakan oleh mu’adzin, kecuali jika muadzin mengucapkan:
Ashalaatu Khairu minannaum
maka jawabannya adalah:
Shadakta wa barirta

Kemudian bershalawat untuk Nabi Shallallaahu alaihi wa Salam dan berdo’a sesuai dengan yang dianjurkan di dalam sabda Nabi Shallallaahu alaihi wa Salam :

Barang siapa yang membaca waktu mendengar adzan: “Ya Allah, Rabb pemilik seruan sempurna ini dan shalat yang tegak, karuniakanlah kepada Muhammad wasilah dan keutamaan, dan naikkanlah ia di tempat yang terpuji yang telah Engkau janjikan kepadanya”, niscaya ia berhak untuk memperoleh syafa’atku kelak di hari kiamat.(62)

Sifat shalat NabiMuhammad Shallallaahu alaihi wa Salam :
• Niat di dalam hati, tanpa melafazkannya.
• Takbiratul-ihram, sambil mengangkat kedua tangan dengan jari-jari lurus menghadap qiblat, hingga sejajar dengan kedua telinga atau kedua pundak, lalu meletakkan tangan kanan pada tangan tangan kiri di dada.
• Membaca do’a iftitah, yaitu:
" Allaahumma baa'id bainii wa baina khatthaayaaya kamaa baa 'adta bainal masyriqi wal magribi, Allaahumma naqqinii min khathayaaya kamaa yunaqqatstsaubul abyadhu minaddanasi, Allaahummaghsilnii min khathayaaya bil maa'i watstsalji wal baradi "

“Ya Allah, jauhkanlah antaraku dengan kesalahan-kesalahanku, sebagaimana Engkau telah menjauhkan antara timur dan barat; Ya Allah, sucikanlah aku dari kesalahan-kesalahanku sebagaimana pa-kaian putih disucikan dari segala kotoran; Ya Allah, bersihkanlah aku dari kesalahan-kesalahanku dengan air, es dan salju”. Atau:
“Maha suci Engkau, Ya Allah dan dengan segala puji bagi-Mu, Maha Mulia nama-Mu lagi Maha Tinggi kebesaran-Mu, tiada tuhan yang berhak di-sembah selain Engkau”.
• Memohon perlindungan kepada Allah dari godaan setan yang terkutuk (membaca ta’awwudz).
• Membaca Surat Al-Fatihah.
• Diam sejenak sesudah membaca Al-Fatihah.
• Membaca surat lain selain surat Al-Fatihah. Dan biasa-nya Nabi Shallallaahu alaihi wa Salam membaca Surat panjang pada shalat Subuh dan surat pendek pada shalat Maghrib, dan pada shalat yang lain membaca surat yang sedang.
• Apabila telah selesai membaca surat, beliau diam sejenak untuk mengambil nafas sebelum ruku; lalu bertakbir sambil mengangkat kedua tangan hingga sejajar dengan pundak atau sejajar dengan telinganya, kemudian ruku’ dengan meletakkan kedua tangan pada kedua lutut dengan jari-jari terbuka (renggang) dan membengkokkan kedua tangannya dari sis tubuhnya serta meluruskan punggung dan kepalanya, hingga tidak terangkat keatas atau menurun ke ba-wah. Dan Nabi Shallallaahu alaihi wa Salam di dalam ruku’ biasanya membaca:
Subhana Rabbiyal Adhzim
(Maha suci Rabb-ku Yang Maha Agung), tiga kali; dan kadang-kadang beliau membaca:
(Maha suci Engkau, ya Allah, Rabb kami dan dengan segala puji bagi-Mu, ya Allah, ampunilah aku)
• Kemudian bangkit dari ruku’ sambil mengangkat kedua tangannya seraya membaca:
Sami Allaahu liman hamidah
(Allah selalu mendengar orang yang memuji-Nya). Kemudian apa bila telah berdiri tegak lurus ia membaca:
Rabbanaa walakal hamdu
(Wahai Rabb kami, milik-Mu lah segala pujian); dan ada juga riwayat shahih yang menyatakan bahwasa-nya beliau membaca:
“Wahai Rabb kami, milik-Mu lah segala pujian, pujian sebanyak-banyaknya lagi baik dan penuh berkah, sepenuh langit dan bumi, sepenuh apa yang ada diantara keduanya dan sepenuh apa saja yang Engau kehendaki kelak yang berhak di puji dan di sanjung. Selayaknya sesuatu yang di ucapkan hamba -dan kami semua adalah hambaMu-. “Tidak ada yang mencegah atas apa yang engkau berikan, dan tidak ada yang bisa memberi atas sesuatu yang engkau tahan dan orang yang mempunyai kebesar-an tidak memberikan menfaat kebesarannya itu.”
• Kemudian bertakbir sambil menyungkur sujud dan tidak mengangkat kedua tangan. Biasa Rasululah Shallallaahu alaihi wa Salam meletakkan kedua lututnya sebelum kedua tangan-nya, lalu dahi dan hidungnya. Dan apa bila sujud beliau benar-benar menyentukan dahi dan hidung pada tempat sujud(tanah), merenggangkan kedua tangan dari kedua sisi tubuhnya, hingga tampak bawah ketiaknya. Dan beliau juga tidak menempel-kan lengannya di tanah, dan posisi tangan sejajar dengan kedua pundaknya dan kadang sejajar dengan kedua telinga. Dan belau i’tidal dalam sujud, ujung jari-jari kakinya mengarah ke kiblat, sedangkan kedua telapak tangannya terhampar dengan jari-jari tidak terlalu renggang dan tidak pula menggenggam. Dan dalam sujudnya belau biasa membaca:
Subhana Rabbiyal A'la
(Mahasuci Rabb-ku Yang Maha Tinggi), tiga kali, dan adakalanya beliau membaca:
(Maha suci Engkau, ya Allah, Rabb kami dan dengan segala puji bagi-Mu, ya Allah, ampunilah aku)
• Kemudian bangkit dengan mengangkat kepala sambil bertakbir, tanpa mengangkat kedua tangannya. Dia juga menggangkat kepala sebelum kedua tangan; dan duduk iftirasy (menduduki kaki kiri) dan kaki kanan tegak dengan jari-jari mengarah ke kiblat, dan kedua tangan diletakkan di atas kedua paha dengan siku kanan nempel dipaha kanan, sedangkan ujung tangan di atas lutut dengan dua jari (kelingking dan manis) menggenggam, jari tengah dan jempol membentuk lingkaran dan jari telujuk diangkat, sambil berdo’a dengannya dan menggerakannya. Kemudian membaca -pada posisi tersebut-:
(Ya Allah, ampunilah aku, belas kasihilah aku, tutupilah kekuranganku, berilah aku petunjuk, dan karuniakanlah kepadaku rizki). Dan pernah juga berdoa pada saat duduk iftirasy:
(Ya Rabbku ampunilah (dosa)ku, Ya Rabbku am-punilah (dosa)ku)
• Kemudian melakukan sujud kedua seperti sujud yang pertama, lalu bangkit dari sujud sampai duduk secara sempurna, kemudian bangkit berdiri untuk melaku-kan raka’at yang kedua, dengan bertolak kepada kedua ujung kaki dan kedua lututnya dan dengan bertolak pada kedua pahanya jika hal itu memungkin-kan. Dan jika tidak memungkinkan, maka beliau bertolak kepada tanah dengan kedua tangannya.
• Apa bila ia telah berdiri untuk raka’at kedua, maka beliau memulai dengan membaca al-Fatihah tanpa berdiam sejenak seperti beridiamnya pada rakaat pertama disaat memulai shalat, dan pada raka’at ini beliau tidak membaca ta’awwudz. Dan beliau mela-kukan raka’at kedua ini sama dengan raka’at pertama, hanya saja lebih pendek daripadanya.
• Apabila duduk untuk tahiyyat (tasyahhud), maka beliau meletakkan tangan kiri di atas paha kiirinya dan tangan kanan di atas paha kirinya dengan meng-genggam jari manis dan kelingking dan jari tengah dan ibu jari membentuk lingkaran, sedangkan jari telujuk diangkat berdo’a dengannya, dengan sedikit dibengkokkan. Dan pandangan beliau terarah kepa-danya, dan telapak tangan kiri terhampar di atas paha kiri.

Cara atau sifat berduduk pada tahiyyat (tsyahhud awal) tersebut sama dengan cara atau sifat duduk antara dua sujud. Dan biasanya di dalam tasyahhud-nya Rasulullah Shallallaahu alaihi wa Salam membaca:
" Attahiyyaatullaahi washshalawaatu waththayyibaatu, Assalaamu'alaika ayyuhannabiyyu warahmatullaahi wabarakaatuhu Assalaamu'alainaa wa'alaa 'ibaadillaahishshaalihiin, Asyhadu alaa ilaaha illallaaha illallaahu wa anna Muhammadan 'abduhu warasuuluhu "

“Segala hormat adalah milik Allah dan shalawat yang baik; semoga kesejateraan, rahmat Allah dan berkah-Nya tetap dilimpahkan kepada-mu, wahai Nabi; Aku bersaksi bahwa sesungguhnya tiada tuhan yang berhak disembah selain Allah, dan aku bersaksi bahwa sesungguhnya Muhammad adalah hamba dan utusan-Nya”. Dan beliau mempercepat tasyahhud ini.
• Kemudian bertakbir dan bangkit dengan bertolak ke-pada ujung kedua kaki dan kedua lututnya dengan kedua tangan bersandar kepada kedua pahanya. Dan bersamaan dengan takbir tersebut Nabi Shallallaahu alaihi wa Salam Mengangkat kedua tangannya hingga sejajar dengan pundak-nya, sebagaimana ia lakukan pada permulaan shalat.
• Kemudian membaca surat Al-Fatihah saja.
• Dan apabila beliau duduk pada tahiyyat kedua (tasyah-hud akhir) ia duduk bertawarruk (yaitu duduk dengan pantat sebelah kiri menempel ditanah, sedangkan sebagian kaki kiri keluar dari bawah betis kanannya, dan ia membentangkan lengan tangan kanan di atas paha kanannya, sehingga ujung siku berada pada pangkal paha; kemudia menggenggamkan kedua jari manis dan kelingkingnya sedangkan jari tengah dan jempol membentuk lingkaran serta jari telujuk di-gerak-gerakkan sambil berdo’a. Adapun tangan kiri, jari-jarinya terhampar diatas ujung paha kiri dengan mengarah ke kiblat, dan pada saat itu beliau mem-baca tasyahhud.
• Dan dalam tasyahhud aikhir ini, Nabi Shallallaahu alaihi wa Salam membaca tahiyyat, seperti pada tahiyyat pertama, lalu ditambah dengan:
" Allaahumma shalli 'ala Muhammadin kama shalaita 'ala Ibraahiim wa'ala aali Ibraahiim, wabaarik 'alaa Muhammadin wa'ala aali Muhammadin kamaa baarakta 'alaa Ibraahiima wa'ala aali Ibraahiima, fil 'alamiina innaka hamidun majiid "

“Ya Allah, limpahkanlah shalawat dan salam terhadap Muhammad dan keluarga Muhammad, sebagaimana telah Engkau limpahkannya kepada Ibrahim dan keluarga Ibrahim, sesungguhnya Eng-kau Maha Terpuji lagi Maha Mulia; Ya Allah, berkahilah Muhammad dan keluarga Muhammad, sebagaimana Engkau telah memberkahi Ibrahim dan keluarga Ibrahim, sesungguhnya Engkau Maha Terpuji lagi Maha Mulia”.
• Apabila bacaan tasyahhud selesai dibaca, maka beliau memohon perlindungan kepada Allah dari empat perkara:
“Ya Allah, sesungguhnya aku berlindung kepada-Mu dari siksa api neraka Jahannam, dari azab kubur, dari cobaan kehidupan dan kematian, dan dari keburukan fitnah Dajjal”.
• Lalu beliau berdo’a pada pengujung shalatnya dengan do’a yang beragam, yang diantaranya:
“Ya Allah, sesungguhnya aku telah berbuat aniaya terhadap diriku sendiri dengan penganiayaan yang sangat banyak, dan tiada yang dapat mengampuni dosa-dosa kecuali Engkau, maka berilah aku suatu ampunan dari sisi-Mu dan belas-kasinilah aku, sesungguhnya Engkau lah Yang Maha Pengampun lagi Penyayang.”
Dan:
“Ya Allah, Sesungguhnya aku berlindung kepada-Mu dari dosa dan beban hutang”.
• Lalu mengucapkan salam dengan menoleh ke kanan: “Assalamu ’alaikum wa rahmatullah”, sehingga tam-pak (dari belakang) pipi kanannya; lalu salam ke kiri: “Assalamu ’alaikum wa rahmatullah”, sehingga tam-pak (dari belakang) pipi kirinya.
• Seusai salam beliau beristighfar (minta ampun) kepa-da Allah tiga kali, dalam posisi menghadap kiblat; dan juga mengucapkan:
(Ya Allah, Engkaulah Sumber segala keselamatan, dan dari-Mu lah kesejahteraan, Maha Tinggi Eng-kau, wahai Pemilik keagungan dan kemuliaan) lalu diam sejenak sambil menghadap kiblat.(63

0 komentar:

Daftar Blog Saya

Pengikut

TRANSLATE INTO YOUR LANGUAGE