Pengharaman Syirik dan Penjelasan bahwa Syirik termasuk Dosa Besar yang Paling Besar

1. DALIL AL QUR'AN

Allah subhanahu wa ta'ala berfirman :

Sesungguhnya Allah tidak akan mengampuni dosa syirik, dan Dia mengampuni segala dosa yang selain dari (syirik) itu, bagi siapa yang dikehendaki-Nya. Barang siapa yang mempersekutukan Allah, maka sungguh ia telah berbuat dosa yang besar. (Q.S. An Nisaa' : 48)

Allah subhanahu wa ta'ala berfirman :

Sesungguhnya Allah tidak mengampuni dosa mempersekutukan (sesuatu) dengan Dia, dan Dia mengampuni dosa yang selain dari syirik itu bagi siapa yang dikehendaki-Nya. Barang siapa yang mempersekutukan (sesuatu) dengan Allah, maka sesungguhnya ia telah tersesat sejauh-jauhnya. (Q.S. An Nisaa' : 116)

Allah subhanahu wa ta'ala berfirman :

Sesungguhnya orang yang mempersekutukan (sesuatu dengan) Allah, maka pasti Allah mengharamkan kepadanya surga, dan tempatnya ialah neraka, tidaklah ada bagi orang-orang lalim itu seorang penolong pun. (Q.S. Al Maidah : 72)

Allah subhanahu wa ta'ala berfirman :

Dan sesungguhnya telah diwahyukan kepadamu dan kepada (nabi-nabi) yang sebelummu: "Jika kamu mempersekutukan (Tuhan), niscaya akan hapuslah amalmu dan tentulah kamu termasuk orang-orang yang merugi." (Q.S. Az Zumar : 65)

2. DALIL AS SUNNAH

Diriwayatkan dari Abu Hurairah radhiyallaahu 'anhu, dari Rasulullah shallallaahu 'alaihi wa sallam, beliau bersabda : " Jauhilah tujuh perkara muubiqaat (yang mendatangkan kebinasaan) ! ". Para shahabat bertanya: 'Apakah ketujuh perkara itu, wahai Rasulullah ?'. Rasulullah menjawab: 'Menyekutukan Allah, sihir, membunuh jiwa yang diharamkan Allah kecuali dengan alasan yang dibenarkan syari'at, memakan riba, memakan harta anak yatim, melarikan diri dari medan pertempuran, melontarkan tuduhan zina terhadap wanita-wanita mukminah yang terjaga dari perbuatan dosa dan tidak tahu menahu dengannya ' ". (HR Bukhari dan Muslim)

Diriwayatkan dari Abu Bakrah radhiyallaahu 'anhu, ia berkata, Rasulullah shallallaahu 'alaihi wa sallam bersabda: " Maukah kalian aku beritahu tentang dosa-dosa yang paling besar ? ". ' Tentu saja wahai Rasulullah ! ', jawab mereka. Rasulullah berkata: 'Syirik kepada Allah, durhaka kepada kedua orang tua, - saat itu beliau duduk bersandar lalu beliau tegak seraya berkata:- ' Dan ingatlah, yang ketiga adalah perkataan dusta !'. Beliau terus mengulanginya hingga kami berharap beliau diam ". (HR Bukhari dan Muslim)
Perkataan shahabat: "Sehingga kami berharap beliau diam (menghentikan ucapan tersebut)" karena rasa kasih sayang mereka kepada Rasulullah dan takut kalau hal itu menyusahkan beliau.

Diriwayatkan dari 'Abdullah bin Mas'ud radhiyallaahu 'anhu, ia berkata, aku bertanya kepada Rasulullah shallallaahu 'alaihi wa sallam : " Dosa apakah yang paling besar di sisi Allah ? ". Beliau menjawab : ' Engkau menjadikan sekutu bagi Allah padahal Dia lah yang menciptakanmu ! '. ' Kemudian apa lagi ? ', tanyaku lagi. Beliau menjawab : ' Engkau membunuh anakmu sendiri karena takut ia makan bersamamu (takut miskin - pen) '. ' Kemudian apa lagi ? ', tanyaku lagi. Beliau menjawab : ' Engkau berzina dengan istri tetanggamu ' ". (HR Bukhari dan Muslim)


3. FAWA'ID / KANDUNGAN BAB

a. Barangsiapa mati dalam keadaan kafir, musyrik atau murtad, maka seluruh amal-amal taqarrubnya tidak sah, seperti sedekah, silaturrahim, memelihara hak tetangga dan amal lainnya. Salah satu syarat taqarrub adalah mengetahui kepada siapa ia mempersembahkan amal taqarrubnya itu. Sementara orang kafir tidak memenuhi syarat ini, dengan demikian amalnya terhapus.

Barang siapa yang murtad di antara kamu dari agamanya, lalu dia mati dalam kekafiran, maka mereka itulah yang sia-sia amalannya di dunia dan di akhirat, dan mereka itulah penghuni neraka, mereka kekal di dalamnya. (Q.S. Al Baqarah : 217)

Barang siapa yang kafir sesudah beriman (tidak menerima hukum-hukum Islam) maka hapuslah amalannya dan ia di hari akhirat termasuk orang-orang merugi. (Q.S. Al Maidah : 5)

b. Orang-orang yang mati di atas kekufurannya sementara mereka mengerjakan beberapa amalan yang terpuji, Allah tidaklah menyia-nyiakan amal mereka. Allah akan membalasnya untuk mereka di dunia.

Barang siapa yang menghendaki kehidupan dunia dan perhiasannya, niscaya Kami berikan kepada mereka balasan pekerjaan mereka di dunia dengan sempurna dan mereka di dunia itu tidak akan dirugikan. Itulah orang-orang yang tidak memperoleh di akhirat, kecuali neraka dan lenyaplah di akhirat itu apa yang telah mereka usahakan di dunia dan sia-sialah apa yang telah mereka kerjakan? (Q.S. Huud : 15-16)

Diriwayatkan dari Anas radhiyallaahu 'anhu, ia berkata, Rasulullah shallallaahu 'alaihi wa sallam bersabda : " Sesungguhnya Allah tidak akan menzhalimi kebaikan yang telah dilakukan oleh seorang mukmin. Allah akan membalasnya (dalam riwayat lain disebutkan, Allah akan mengganjarnya) berupa rizki di dunia, lalu membalasnya kelak di akhirat. Adapun orang kafir, diberi rizki atas kebaikan yang mereka lakukan di dunia, hingga di akhirat nanti ia tidak memiliki satupun kebaikan untuk diberikan balasan " (HR Muslim)

c. Apabila orang kafir masuk Islam dan mati dalam keadaan beriman, maka Allah akan menghapus kesalahannya dan menuliskannya pahala atas kebaikan yang dilakukannya pada masa Jahiliyyah.

Diriwayatkan dari Abu Sa'id al Khudri radhiyallaahu 'anhu, ia berkata, Rasulullah shallallaahu 'alaihi wa sallam bersabda : " Apabila seorang hamba masuk Islam dan baik keislamannya, maka Allah akan menuliskan baginya pahala atas kebaikan yang dahulu ia kerjakan dan dihapus kesalahan yang pernah ia lakukan dahulu. Kemudian setelah perhitungan itu, setiap kebaikan dibalas sepuluh kali lipat sampai tujuh ratus kali lipat. Demikian pula halnya dengan kejahatan, kecuali bila Allah mengampuninya " (Shahih, diriwayatkan oleh Al Bukhari secara mu'allaq).

0 komentar:

Daftar Blog Saya

Pengikut

TRANSLATE INTO YOUR LANGUAGE